BERITA UIN
3 Cara Menjaga Etos Kerja Saat Puasa

UINSGD.AC.ID (Humas) — Tidak terasa kita telah memasuki hari kedua belas puasa di bulan Ramadan. Hampir dua minggu sudah kita menahan haus dan dahaga. Namun meskipun begitu, jangan sampai puasa mempengaruhi etos kerja. Dua pekan berpuasa dan diberikan kesehatan lahir dan batin merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT kepada kita semua, sehingga masih dalam keadaan sehat, baik secara lahir maupun batin. Karena itu kita tidak boleh menyia-nyiakannya.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh dengan keistimewaan. Dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sejatinya harus tetap bernilai ibadah. Tidak terkecuali dalam hal menjaga etos kerja saat puasa, agar semuanya berjalan dengan produktif. Setiap orang harus menjaga etos kerja yang baik bahkan harus yang jauh lebih baik dibandingkan dengan bulan-bulan lain di luar Ramadan.
Etos Kerja dalam al-Quran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “etos” diartikan sebagai pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Maka, etos kerja berarti semangat kerja yang menjadi ciri khas dan menjadi keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Ketika kita berbicara masalah etos kerja terutama dalam pandangan al-Quran, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa sesungguhnya tugas kita sebagai manusia di muka bumi ini.
Pertama, dalam QS. Al-Baqarah/2: 30 yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Pada ayat al-Quran ini menjelaskan tentang rencana Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan sebagai khalifah atau wakil Allah SWT agar mengelola bumi. Agar dapat melaksanakan mandat tersebut dengan baik maka yang harus dilakukan ialah bekerja dengan baik, akan tetapi bekerja dengan baik saja tentulah tidak cukup, tetapi juga harus dengan semangat yang tinggi. Oleh karena itu, semangat inilah yang menjadi fokus agar ditingkatkan dan itulah yang dinamakan etos.
Kedua, selain ayat di atas, ada juga QS. Fatir/35: 39 yang artinya: “Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Barang siapa kafir, maka (akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka”.
Dari ayat ini dapat kita isyaratkan bahwa setiap orang bertugas membangun dunia dan berusaha untuk memakmurkannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Dalam hal ini, apapun fungsi dan kedudukannya dalam kehidupan sosialnya (apakah mereka penguasa atau rakyat biasa, pekerja atau pengusaha dan lainnya) manusia sejak dilahirkan telah diberikan potensi oleh Allah SWT untuk melakukan tugas tersebut. Perlu diketahui bahwa potensi itu hanya diberikan kepada manusia saja. Maka, inilah yang menjadikan manusia dapat kehormatan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya.
Ketiga, kekhalifah manusia di muka bumi ini juga dikaitkan dengan aktivitas bekerja atau yang lebih populer disebut dengan istilah etos kerja. Hal tersebut, dapat kita lihat pada QS. Al-A’raf/7: 129 yang artinya: (Musa) menjawab, ”Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi; maka Dia akan melihat bagimana perbuatanmu”.
Ayat ini dapat kita pahami bahwa nilai kualitas kemanusiaan seseorang salah satunya dapat diukur seberapa kesungguhannya untuk menjalankan tugas dalam kehidupannya yaitu menjaga etos dalam kerja termasuk saat kita menjalankan ibadah puasa. Karena kalau manusia tidak memiliki etos dalam bekerja atau etosnya rendah, bearti sudah menyia-nyiakan tugas yang diamanatkan Allah SWT kepadanya.
Keempat, tugas lain yang diberikan kepada manusia ialah untuk mengabdi (ibadah) kepada Allah SWT sebagaimana yang termaktub dalam QS.az-Zriyat/51: 56 ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku”. Hal ini mengisyaratkan bahwa tugas lain yang diamanatkan kepada manusia di dunia ini ialah untuk menjadikan segala aktivitas hidupnya harus bernilai ibadah kepada-Nya.
Kalau dalam bekerja adalah salah satu ekspresi beribadah, maka sebagai seorang muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini tentu tidak akan menyia-nyiakan setiap kesempatan dan waktu yang ada kecuali digunakan untuk ibadah yang sesungguhnya agar mendapatkan hasil yang terbaik sebagai persembahan pengabdian kepada Allah SWT.
Barengi dengan Niat yang Ikhlas
Perlu diketahui juga bahwa saat kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini harus dilandasi dengan niat yang ikhlas bisa dilihat dalam QS. al-Bayyinah/98: 5). Bekerja dengan ikhlas berarti memaksimalkan seluruh potensi dan kemampuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Maka, dalam Islam tidak ada istilah pekerjaan yang rendahan atau bergengsi. Semuanya akan sangat tergantung para muara niat dan cara melaksanakannya.
Selama kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini harus tetap menjaga etos kerja apapun profesi kita ini agar semuanya bernilai ibadah di mata Allah SWT yang dibarengi dengan niat yang ikhlas. Karena dengan keikhlasan seseorang selama menjalankan ibadah puasa ini tidak akan menjadi beban dalam hidupnya sehari-hari.
Agar etos kerja kita tetap terjaga dengan baik khususnya pada bulan puasa ini setidaknya bisa kita perhatikan dalam tiga hal, yaitu:
Pertama, Manajemen waktu. Kita sebagai umat Islam dituntut untuk dapat mempergunakan waktu seefektif mungkin untuk mengisinya dengan segala bentuk aktivitas yang baik, terlebih saat kita menjalankan ibadah puasa ini. Setiap orang yang ingin sukses, maka harus dapat mempergunakan waktunya sebaik mungkin, karena waktu adalah modal terbaik sebagiamana ayat yang berisi sumpah Allah seperti wal-’asri, wad-dhuha, wal-laili, wan-nahari, dan yang lainnya. Namun, perlu diketahui juga bahwa keberhasilan pekerjaan yang kita lakukan bukan hanya terletak pada etos kerja saja melainkan harus disandarkan kepada rida Allah SWT.
Kedua, Bekerja sesuai bidang dan kompetensi. Etos kerja seseorang akan berlipat gandakan apabila apa yang dilakukannya merupakan pekerjaan yang sesuai dengan bidang dan kompetensinya. Sebaliknya jika tidak sesuai dengan pekerjaan dan kompetensinya jangan berharap akan mendapatkan hasil yang terbaik. Hal ini dapat kita lihat dalam QS. Al-Isra/17: 84 yang artinya ”Katakanlah (Muhammad), ”Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing”.
Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. Ayat ini mengisyaratkan bahwa setiap orang telah dianugerahi oleh Allah potensi dan kecenderungan tertentu, dalam bahasa lainnya talenta atau bakat.
Ketiga, Hal yang tidak kalah penting dalam menjaga etos kerja di bulan puasa ialah harus tetap mengikuti petunjuk Allah SWT dalam melakukan pekerjaan apapun. Maka, jangan sampai pekerjaan yang kita lakukan lupa kepada Allah, etos kerja yang tinggi tidak boleh meninggalkan shalat dan zakat terlebih pada bulan puasa yang penuh dengan keistimewaan ini.
Pepen Supendi, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Berita Lainnya
-
-
Tips Anti Lemas! 7 Cara Menjaga Energi Ibadah Saat Puasa
14 March 2025 -
-
-
3 Cara Menjaga Etos Kerja Saat Puasa
12 March 2025